Sabtu, 10 Desember 2016

KH Drs.SHIDDIEQ AMIEN MBA




KETUA  UMUM  PERSIS   PERIODE  


Drs. KH. Shiddiq Amienullah, MBA.,  yang lebih dikenal dengan panggilan Ustad Shiddiq Amien, lahir di Tasikmalaya pada tanggal 13 Juni 1955. Lahir, tumbuh, dan dibesarkan di lingkungan Pesantren Persis yang dipimpin ayahnya, Ustad Aminullah, seorang ulama pembaharu kharismatik di Tasikmalaya.
Ketekunannya belajar ilmu-ilmu agama ,tidak dapat dilepaskan dari pengaruh  lingkungan pesantren berkultur pembaharu. Pesantren yang mendidik para santrinya untuk menjadi ashabun dan hawariyyun Islam; menjadi mujahid dakwah penyebar Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalam usia muda,  ia telah terkenal sebagai mubaligh yang cakap, cerdas, dan brilian. Muballigh yang  mampu mengemas dakwahnya dengan isu-isu kontemporer. Ceramah-ceramahnya yang sejuk, dinantikan oleh berbagai kalangan,  mulai dari masyarakat perdesaan hingga intelektual di kampus-kampus. Ustad Shiddiq, juga dikenal seorang ulama kritis, yang beberapa kali harus berurusan dengan aparat keamanan di era Orde Baru.
Ustad Shiddiq lebih dikenal sebagai ulama intelektual yang cerdas dan santun. Komitmennya ditunjukkan dengan mengedepankan syariat Islam melalui pendekatan  persuasif edukatif.  Beliau berdakwah untuk mengaktualisasikan nilai-nilai universal Islam sebagaimana dicontohkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Beliau ingin membangun kultur masyarakat madaniah yang dibangun oleh Rasulullah SAW; masyarakat chaira ummah; ummat yang terbaik dan utama.   Dalam setiap ceramahnya,  Ustad Shiddiq lebih menekankan pada  wawasan dan  pemikiran  umat untuk menjadi  mutafaqihi fiddin.  Ummat yang faham terhadap ajaran Islam,  berwawasan luas, dan melaksanakan ajaran Islam secara kaffah.
Ustad Shiddiq mampu mengubah warna dan kultur dakwah Persis yang dianggap keras. Di bawah kepemimpinannya, para dai Persis dibekali metode dakwah yang mendidik dan mencerahkan. Dakwah yang bukan mencari puas, tetapi dakwah yang jelas. Dakwah yang tidak harus mengejek, tetapi mengajak. Dakhwah yang inklusif, tidak lagi ekslusif. Buktinya, setiap ahad pagi, lebih dari lima ribu orang menantikan dakwah para ulama Persis di mesjid Viaduct, Bandung. Inilah warisan dakwah ustadz Shiddiq yang paling monumental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar